BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Bahasa adalah suatu sistem perisyaratan
yang terdiri dari unsur-unsur isyarat dan hubungan antara unsur-unsur tersebut.
Hakikat bahasa sendiri antara lain bahasa itu sebuah sistem lambang, berupa
bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa itu
bersifat dinamis, bahasa itu tidak dapat terlepas dari berbagai kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Bahasa juga beragam, artinya meskipun
bahasa memiliki kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan
kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran
fonologi, morfologi, sintaksis, maupun pada tataran leksikon. Sebagai sebuah langue sebuah bahasa mempunyai sistem
dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Terjadinya
keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penutur
yang tidak homogen, tetapi karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan
sangat beragam. Dalam hal ini, ada kaitannya dengan munculnya bahasa yang
digunakan oleh kalangan anak muda, dan biasanya bahasa-bahasa ini muncul dalam
jejaring sosial seperti facebook maupun
twitter.
Dilihat dari fungsinya, yaitu fungsi
kemasyarakatan, bahasa berdasarkan ruang lingkup berfungsi sebagai bahasa
nasional dan bahasa kelompok. Melihat bahasa nasional di Indonesia adalah
bahasa Indonesia, munculnya bahasa yang digunakan dalam jejaring sosial ini
jelas merusak bahasa nasional. Sebenarnya bahasa yang biasa muncul di jejaring
sosial sudah ada sejak tahun 1970-an. Munculnya bahasa ini disebut dengan
bahasa slang atau prokem yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia.
Awalnya istilah-istilah dalam bahasa itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam
komunitas tertentu. Dulu, bahasa slang atau prokem digunakan oleh komunitas
tertentu seperti preman, namun lama kelamaan orang awampun mengetahui maksud
dari bahasa rahasia yang mereka gunakan. Seiring dengan perkembangan zaman,
penggunan bahasa prokem justru digunakan di luar komunitasnya yang kemudian
istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari dan sering dipakai dalam pesan
singkat atau SMS dan di jejaring sosial seperti facebook, twitter, kaskus bahkan blog.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
wujud penggunaan bahasa dalam jejaring sosial facebook dan twitter?
2. Apa
fungi social penggunaan bahasa dalam
jejaring sosial facebook dan twitter?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
wujud penggunaan bahasa dalam jejaring sosial facebook dan twitter.
2. Mengetahui
Fungsi social dari penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan
twitter.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN
LANDASAN TEORITIS
2.1
Kajian Pustaka
Berbagai penelitian mengenai
penggunaan variasi bahasa prokem telah dilakukan sebelumnya. Bahasa prokem
adaah bahasa yang memang diciptakan oleh kalangan muda untuk komunitas
tertentu. Keunikan bahasa yang diciptakan oleh kalangan remaja mendorong
beberapa peneliti untuk melakukan penelitian.
Penelitian sosiolinguistik tentang
variasi bahasa, slang, prokem telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
diantaranya Usmiyati ( 2003), variasi bahasa dalam status beranda pada situs
jejaring social facebook Lestari (2011)
dan dalam jurnalnya tinjauan sosiolinguistik bahasa alay dalam konstelasi
kebahasaab saat ini oleh Wicaksono (2010)
Penelitian tentang ragam bahasa
slang yang dilakukan oleh Usmiyati (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Ragam
Bahasa Slang Remaja Pekalongan. Di dalam penelitianya dinyatakan bahwa ragam
bahasa slang yang digunakan oleh remaja pekalongan berwujud slang bentuk kata
tunggal, slang bentuk kata kompleks, slang bentuk frasa, serta proses
pembentukan slang, dan funsgi social slang.
Dalam skripsinya Lestari (2011)
yang berjudul Variasi Bahasa dalam Status Bearanda pada situs jejaring social
facebook dinyatakan bahwa penggunaan bahasa yang sering muncul dalam status
beranda facebook berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, wacana, serta
karakteristik bahasanya yang merupakan campur kode dari berbagai bahasa, bentuk
penyampaian baik puisi, pantun, prosa, iklan, lirik lagu, segi penulisan dan
funsi sosialnya. Dalam penelitian ini kekurangannya adalah tidak adanya
analisis kosakata variasi bahasa slang atau prokem.
2.2
Landasan
Teoritis
Konsep-konsep teori yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup pengertian bahasa, variasi bahasa, dan fungsi bahasa.
2.2.1
Bahasa
Bahasa adalah salah satu cirri yang
paling khas manusiawi yang membedakannya dengan makhluk-makhluk lain. Bahasa
dapat dikaji dari berbagai sudut dan memberikan perhatian khusu pada
unsure-unsur bahasa yang berbeda-beda dan pada hubungan atau struktur yang
berbeda-beda pula. Bahasa merupakan alat primer pembentukan masyarakat. Hakikat
bahasa sendiri antara lain bahasa itu sebuah sistem lambang, berupa bunyi,
bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa itu
bersifat dinamis, bahasa itu tidak dapat terlepas dari berbagai kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Selain dinamis, bahasa itu juga produktif, artinya dengan sejumlah
unsure yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hamper tidak
terbatas. Umpamanya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia hanya mempunyai lebih
kurang 23.000 buah kata, tetapi dengan 23.000 buah kata itu dapat dibuat jutaan
kalimat yang tidak terbatas. Hakikat bahasa juga bersifat beragam, yaitu bahasa
memliki pola tertentu, namun karena bahasa digunakan oleh penutur yang
heterogen maka bahasa itu menjadi beragam.
2.2.2
Variasi
Bahasa
Variasi atau ragam bahasa merupakan
bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Menurut Kridalaksana (1974)
mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistic yang berusaha
menjelaskan cirri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi cirri-ciri
variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.
Sebagai
sebuah langue sebuah bahasa memiliki sisten dan subsistem yang dipahami oleh
semua penutur bahasa itu. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini
bukan hanya disebabkan oleh penutur yang tidak homogeny, tetapi juga karena
interaksi sosial yang mereka lakuka sangat beragam.
2.2.2.1
Variasi
dari Segi Penutur
a. Variasi
bahasa pertama berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut
idiolek, yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep
idiolek, setiap orang mempunyai varias bahasanya atau idioleknya masing-masing.
Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa,
susunan klaimta dan sebagainya.
b. Variasi
bahasa kedua berdasarkan penuturnya adalah dialek,yakni varias bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada satu tempat,
wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini berdasarkan pada wilayah atau
area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek
regional, dialek geografi. Bidang studi linguistic yang mempelajari
dialek-dialek ini adalah dialektologi. Bidang studi ini dalam kerjanya berusaha
membuat peta batas-batas dialek dari sebuah bahasa, yakni dengan cara
membandingkan bentuk dan makna kosakata yang digunakan dalam dialek-dialek itu.
c. Variasi
bahasa ketiga berdasarkan penutur adalah kronolek, yakni variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.
d. Variasi
bahasa yang keempat berdasarkan penuturnya adalah sosiolek atau dialek sosial,
yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial
para penuturnya. Perbedaan pekerjaan, profesi, jabatan atau tugas para penutur
dapat juga menyebabkan adanya variasi sosial. Sehubungan dengan variasi bahasa
berkenaan dengan tingkat, golongan , status, dan kelas sosial para penuturnya,
biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek,
vulgar, slang kolokial, jargon, argon dan ken. Ada juga yang menambahkan dengan
yang disebut bahasa prokem
2.2.2.2
Variasi
dari Segi Pemakaian
Variasi
bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya
disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam atau register. Variasi ini biasanya
dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingka keformalan, dan
sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah
menyangkut bahasa iu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya,
bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian,
perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan
bidang kegiatan ini yang tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata.
2.2.2.3
Variasi dari Segi
Keformalan
Berdasarkan
tingkat keformalan, Martin Joos(1967) dalam bukunya The Five Clock membagi
variasi bahasa atas lima macam gaya, yaitu gaya atau ragam beku, gaya atau
ragam resmi, gaya atau ragam usaha, gaya atau ragam santai, dan gaya atau ragam
akrab.
Dalam
kehidupan kita sehari-hari kelima ragam di atas, yang dilihat dari tingkat
keformalan penggunaannya, mungkin secara bergantian kita gunakan. Sebenarnya
banyak faktor atau variable lain yang menentukan pilihan ragam mana yang harus
digunakan.
2.2.2.4
Variasi
dari Segi Sarana
Variasi
bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal
ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau ragam dalam
berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni misalnya dalam
bertelepon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa tulis dan bahasa lisan memiliki
wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah
karena dalam berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara lisan,
kita dibantu oleh unsure-unsur nonsegmental atau unsure nonlinguistic yang
berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala dan sejumlah gejala-gejala
fisik lainnya.
2.2.3
Fungsi
Bahasa
2.2.3.1
Fungsi
Kebudayaan
Fungsi bahasa dari kebudayaan yaitu
sebagai sarana perkembangan kebudayaan, jalur penerus kebudayaan dan inventaris
cirri-ciri kebudayaan. Di atas kita
katakana bahwa secara filogenetik bahsa adalah bagian kebudayaan, dan bahasalah
yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal.
Secara ontogenetic, seseorang
belajar dan mengetahui kebudayaannya kebanyakan melalui bahasa artinya kita belajar
hidup dalam masyarakat melalui dan dengan bantuan bahasa. Dengan kata lain,
suatu kebudayaan dilahirkan dalam perorangan kebanyakan dengan bantuan bahasa.
2.2.3.2
Fungsi
Kemasyarakatan
Fungsi
kemasyarakatan bahasa menunjukan peranan khusus sesuatu bahasa dalam kehidupan
masyarakat. Klasifikasi bahasa berdasarkan fungsi kemasyarakatan dibagi menjadi
dua yakni berdasarkan ruang lingkup dan berdasarkan bidang pemakaian.
Berdasarkan ruang lingkup mengandung bahasa nasional dan bahasa kelompok.
Berdasarkan bidang pemakaian fungsi bahasa sebagai bahasa resmi, bahasa pendi
observasi yang terus menerusdikan, bahasa agama, bahasa dagang, dan sebagainya.
2.2.3.3
Fungsi
Perorangan
Klasifikasi
fungsi bahasa golongan ketiga yaitu fungsi perorangan, akan kita dasarkan di
sini pada kajian Halliday (1976). Dia membuat suatu klasifikasi kegunaan
pemakaian bahasa atas dasar observasi yang terus menerus terhadap penggunaan
bahasa oleh anaknya sendiri.
2.2.3.4
Fungsi
Pendidikan
Pada fungsi pendidikan, fungsi
bahasa dalam kelompok ini yaitu didasarkan pada tujuan penggunaan bahasa dalam
pendidikan dan pengajaran. Fungsi pendidika bahasa dapat dibagi atas empat subfungsi
yaitu fungsi integrative, fungsi instrumental, fungsi cultural, dan fungsi
penalaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu
metode kulaitatif. Metode ini digunakan sebagai prosedur penelitian untuk
menghasikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil pengamatan.
Metode ini sesuai dengan tujuan yaitu mendiskripsikan
bentuk penggunaan bahasa dalam jejaring sosial facebook dan twitter. Diskripsi
tersebut diperoleh dari hasil observasi pengamatan di lapangan dengan mengambil
data secara langsung di sosial media facebook dan twitter.
3.2 Sumber Data Penelitian
3.2.1 Wujud Data
Wujud data dalam penelitian ini adalah
berupa satuan lingual yang berwujud kata, kalimat dalam penggunaan bahasa yang
dipakai dalam jejaring sosial facebook
dan twitter.
3.2.2 Sumber Data
Data yang digunaka dalam penelitian ini
bersumber dari pengamatan langsung di sosial media seperti facebook dan twitter.
Dipilihnya sosial media seperti facebook dan
twitter karena zaman sekarang para
pengguna sosial media ini banyak menggunakan bahasa-bahasa slang yang kemudian
menjadi bahasa sehari-hari mereka. Data yang diambil dalam penelitian ini
adalah data tulis, yaitu tulisan status-status mereka dalam sosial media
tersebut.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah teknik simak. Teknik simak dilakukan dengan menyimak penggunaan
bahasa. Selanjutnya teknik yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat
merupakan teknik dengan menggunakan alat tertentu. Data yang telah didapat oleh
peneliti dalam bentuk file lalu di crop dan dikumpulkan menjadi satu.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian
ini menggunakan metode padan. Metode padan disebut juga metode identitas.
Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar,
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau
yang diteliti. ( Sudaryanto 2007: 47). Jenis metode ini adalah metode padan
ortografis. Metode padan ortografis adalah metode padan yang alat penentunya
berupa bahasa tulis.
Analisis data dilakukan dalam dua tahap
yaitu menganalisi wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan
twitter serta fungsi social dalam penggunaan bahasa tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bahasa
yang sering muncul dalam jejaring social seperti facebook dan twitter adalah
variasi ragam bahasa slang atau prokem. Yang saat ini bahasa tersebut menjadi
bahasa sehari-hari. Sebenarnya bahasa-bahasa tersebut muncul tahun 1970-an.
Awalnya istilah-istilah tersebut untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas
tertentu. Tetapi karena sering digunakan diluar komunitasnya, lama kelamaan
istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari bahkan sering kita jumpai dalam
social media seperti facebook dan twitter.
Berikut
wujud penggunaan bahasa yang dipakai dalam jejaring social facebook dan twitter
yang ditemukan dari penelitian yang dapat dianalisis.
4.1
Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social Facebook dan Twitter
yang Berwujud Kata
Kata merupakan satuan terkecil yang
dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas atau berdiri sendiri. Dalam
penelitian ini ditemukan penggunaan bahasa dalam wujud kata ada dua yaitu kata
tunggal dan kata kompleks.
4.1.1 Kata Tunggal
Kata tunggal adalah satuan gramatikal yang
terdiri atas satuan yang lebih kecil dan belum mendapat proses morfologis .
Lihat dalam data berikut.
·
AcWehy FariLzah : Sabarrrrrrrr (data 1)
·
Tarom Avenvoedzkae : aaasssuuu. (data 2)
·
Tharii Pmd : Bingung (data 3)
Dalam status AcWhy Farilzah yang
bertulis sabarrrr (data 1), artinya
dia sedang mengungkapkan perasaannya untuk bersabar. Hanya saja penulisan “r”
lebih dari satu hanya karakter dalam menulis. Sama halnya dengan data 2 yaitu
pada status Tarom Avenvoedzkae yang bertulis aaasssuuu artinya bentuk perasaan dia yang sedang kesal atau marah
pada seseorang. Penulisan yang seperti itu juga hanya merupakan karakter
penulisan saja. dalam status Tharii Pmd yaitu bingung (data 3) , juga mengungkapkan bahwa dia sedang merasa
kebingungan.
4.1.2 Kata Kompleks
Kata kompleks adalah satuan
gramatikal paling kecil yang sudah mengalami proses morfologis. Seperti dalam
data berikut.
·
rismaputriW : Menyebalkan (data 4)
·
11yunii : Ketiduran L (data 5)
Dalam status rismaputriW yaitu
menyebalkan (data 4), merupakan kata kompleks, karena kata menyebalkan sudah mengalami
proses morfologis yaitu mendapatkan imbuhan awalan me- dan akhiran -kan. Pada
data 5 dalam status 11yunii dalam twitter
kata ketiduran juga merupakan kata kompleks karena kata tersebut sudah
mendapatkan imbuhan yaitu awalan ke- dan akhiran -an
4.2
Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social Facebook dan Twitter yang
Berwujud Frasa
Frasa merupakan kelompok kata
nonpredikatif, bukan kata majemuk, dan bukan klausa atau kalimat. Berikut data
penggunaan bahasa yang berwujud frasa yang dapat dianalisis.
4.2.1 Frasa
Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang
kategori sintaksisnya sama dengan kategori salah satu unsurnya. Frasa
endosentrik ini memiliki unsure inti. Berikut data yang berupa frasa
endosentrik.
·
@bobbyrahman2 : avaaa baruu (data 6)
·
@exoticangelf : @lyeheechul SEDIH BANGET (data 7)
Dalam status yang dibuat oleh
@bobbyrahman2 yaitu avaaa baruu
termasuk frasa endosentrik. Karena kata avaaa merupakan inti yang berupa
nomina. Dalam data 7 status sedih banget juga
termasuk frasa endosentrik karena kata sedih merupakan inti yang berupa
adjektifa.
4.2.2 Frasa
Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang
terdiri atas dua unsure yaitu unsure perangkai yang berkategori
preposisi,konjungsi, atau artikula dan unsure poros yang terdiri atas nomina,
verba, adjektiva, atau numeralia. Ciri frasa jenis ini ialah perilaku sintaksis
frasa ini tidak sama dengan perilaku kedua unsurnya. Dalam penelitian ini tidak
ditemukan adanya frasa eksosentris.
4.3
Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social Facebook dan Twitter yang
Berwujud Klausa
Klausa merupakan gabungan kata yang
unsure-unsurnya menduduki fungsi sintaksis atau gabungan kata yang bersifat
predikatif yang belum memiliki intonasi final. Berikut data yang dapat diamati.
·
Hary Ungcy : Kpgn sate kambing… (data 8)
Dalam data 8 yang ditulis oleh Hary
Ungcy yaitu kpgn sate kambing. Dalam konteknya si penulis status menyatakan
bahwa dirinya lagi menginginkan sate kambing. Statusnya yang berbunyi kpgn sate
kambing juga termasuk klausa. Karena dalam status tersebut setidaknya terdapat
SP bahkan lebih. Jika dilihat kata aku sebagai S dilesapkan dan kepengin
sebagai P, sedangkan sate kambing sebagai O.
4.4
Penggunaan Bahasa dalam
Jejaring Social Facebook dan Twitter yang Berwujud Kalimat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
selalu berkomunikasi dengan orang lain. Alat komunikasi verbal adalah bahasa.
Dalam berbahasa , percakapan tersebut berlangsung dalam kesatuan-kesatuan yang
dengan jelas dapat dibedakan antara kesatuan ucapan satu dengan lainnya.
Kesatuan ucapan itu adalah kalimat. Secara linguistic kalimat mengacu pada
kesatuan ujaran yang mampu berdiri sendiri sehingga ucapan itu tidak
berkonstruksi lagi dengan ujaran lainnya(Bloomfild 1933). Berikut data
penelitian yang dapat dianalisis.
4.4.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
terjadi dari satu klausa bebas. Berikut data penelitiannya.
·
Andhika Deris : Aku bisa bangun pagi lagi…!!! (data 9)
Dalam data 9 Andhika Deris menulis
statusnya di facebook yaitu “Aku bisa bangun pagi lagi”. Disini data 9 termasuk
kalimat tunggal karena terdiri atas satu klausa bebas.
4.4.2 Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat
yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Suatu bentuk kalimat majemuk yaitu
kalau kalimat itu dapat dipilah menjadi dua klausa atau lebih tanpa mengubah
informasi atau pesannya. Berikut data penelitian yang dapat dianalisis.
·
AdiellaChiiyy Cwek
Corner : Alhamdulillah mendingan…cz bsa
bubbuuu nyenyak…J (data
10)
Dalam status yang ditulis oleh
AdiellaChiiyy Cwek Corner yaitu Alhamdulillah mendingan…cz bsa bubbuuu nyenyak…J
termasuk kalimat majemuk. Karena dalam status tersebut ada konjungsi yaitu cz
yang berarti karena.
4.5
Penggunaan Bahasa dalam
Jejaring Social Facebook dan Twitter yang Berwujud Wacana
Wacana merupakan stauan gramatikal
tertinggi yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan,
pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar
tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi, wacana dibentuk
dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan
persyaratan kewacanaan lainnya. Berikut data hasil penelitian.
·
Arjun Saputra : Bru satu bulan krja
...pingn rasanya cpat" dua taun ...aku pnasaran apha yg akan terjadi pada
diriku 2taun yg akan datang ..tambh sukses ..apha tambh..
bejad (data
11)
·
Lenny Mutzz : biarlah qu simpan derita nii
sendiri .mulai sekarang aqhu akn diam kau tak prlu mngkhawatirkan_qu krna aqhu
bukan beban_mu jka firasat_qu benar (data 12)
·
I Love Hijab :
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan
hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari
orang
lain pula.Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah
waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah
waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar,
itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai,
itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat,
itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah
musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat
hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai
keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga. (data
13)
Wahai Jiwa...
Percayalah bahwa janjiNya adalah nyata..
Jangan pernah ragu dengan kehendakNya..
Dia lebih mengetahui mana yang terbaik untuk para hamba2Nya...
Percayalah bahwa janjiNya adalah nyata..
Jangan pernah ragu dengan kehendakNya..
Dia lebih mengetahui mana yang terbaik untuk para hamba2Nya...
(data 14)
Dalam data 11
dan data 12 termasuk dalam wacana, yaitu wacana narasi, karena dari kedua data
tersebut berisi ungkapan-ungkapan penulis. Dilihat dari bahasanya pun terlihat
adanya suatu kronologis dari waktu ke waktu. Sedangkan dalam data 13 merupakan
wacana eksposisi, karena dalam status tersebut berisi tentang nasihat atau
perintah. Begitu juga dengan data 14 yang merupakan wacana eksposisi karena
dalam status tersebut berisi nasihat-nasihat.
4.6 Kosakata yang Sering
Muncul dalam Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social Facebook dan Twitter.
Sutralah : merupakan kata plesetan dari
sudahlah
Alay
: anak layangan yaitu orang
kampong yang berpenampilan norak
Kepo : kepengin tau info atau mau tau
banget
Gaje/
gajebo : merupakan singkatan dari ga
jelas
Hoax : sesuatu yang dianggap hanya
omong kosong
Ngakak : tertawa terbahak-bahak
Unyu-unyu : lucu banget
Ciyus : merupakan plesetan dari serius
Lekong : laki-laki bencong
Bokap : bapak
Jomblo : sebutan untuk remaja yang belum
punya pacar
Woles : berasal dari kata slow yang
dibalik, artinya santai
Pele : hampir sama dengan pea,
artinya bego atau bodoh
Cinlok : merupakan singkatan dari cinta
lokasi
Modus : untuk mengungkapkan sesuatu dengan
melakukan suatu tindakan
Ceman : plesetan dari kata teman
Eke : artinya aku
Gokil : gaul banget
Lebay : menyatakan sesuatu yang
berlebihan
Capcus : cabut (pulang atau
pergi)
Ojob
/ ujub : berasal dari kata bojo yang
dibalik, artinya panggilan kesayangan untuk pacar
BT : merupakan singkata dari
boring total
Rempong : ribet banget
Ababil : sebutan untu remaja yang masih
labil
Galau : untuk menyatakan perasaan yang
sedang sedih
Mager : merupaka singkatan dari males
gerak
Gengges : merupakan kata plesetan dari ganggu
Dumay : dunia maya
PHP : Pemberi Harapan Palsu
Selain kokata-kosakata tersebut, dalam
penulisan status baik di facebook
maupun twitter sering kita temukan
istilah yang menyatakan ekspresi-ekspresi. Terkadang mereka juga menamhkan
dengan emotikon lucu. Berikut data yang diambil dalam penelitian.
Hahaha,wkwkwk, : untuk mengungkapkan sesuatu yang
lucu(tertawa)
Pukpuk : ungkapan untuk selalu
bersabar ( pelukan )
Hufftftft : ungkapan mengeluh
:)
: untuk
menyakan senang
L
: untuk
menyatakan sedih
T_T : untuk
menungkapkan kesedihan( menangis)
-___- : untuk menyatakan
rasa sebel/ragu-ragu/mengeluh
4.7 Fungsi Sosial Penggunaa Bahasa dalam Jejaring Sosial
Facebook dan Twitter.
Variasi bahasa yang muncul dalam
penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan twitter menimbulkan banyak
fungsi social. Rata-rata para pengguna social media seperti facebook dan
twitter menggunakan bahasanya dalam status mereka sebagai ungkapan perasaan
mereka. Berikut funsgi social yang ditemukan dalam penelitian.
4.7.1
Fungsi
Menasihati
·
Utari Sardi Diah
Pertiwi : "Pembalasan yang paling
menyakitkan bagi yang menyakitimu adalah hidup lebih berbahagia darinya."
- Tablo
#omaigat (data 15)
Dalam data 15
status yang ditulis oleh Utari Sardi Diah Pertiwi yaitu "Pembalasan yang
paling menyakitkan bagi yang menyakitimu adalah hidup lebih berbahagia darinya.
"Tablo #omaigat berisi nasihat buat
para pengguna facebook untuk tidak
berbalas dendam.
4.7.2
Fungsi Mempromosikan
Hidung Mancung Kurus : Sista2 kini telah hadir Alat Pemancung Hidung Tanpa Efek Samping Negatif
Bekerja Secara Natural Memancungkan Hidung ,kamu sudah bisa mulai melihat
perubahan 0,5cm-1cm dengan pemakaian rutin 5menit-15menit /perhari dalam waktu
2minggu
Promo bulan ini Ongkos kirim gratis hanya rp.52.000
Pesan Nose Strap sekarang dan ikuti PROMOnya! Caranya
Mudah SMS Ke 087-886-018-206 dengan format :
1.ketik"PesanNoseStrap"
2.Tunggu Balasan cara pemesanan akan dikirim ke HP km
:) http://www.nosestrap.com/
(data 16)
Dari data 16
dapat dilihat bahwa status tersebut berfungsi untuk mempromosika barang.
Terlihat dalam status tersebut dijual produk untuk memancungkan hidung dengan
cara memesan pada no yang sudah tersedia atau dengan membuka websitenya.
4.7.2
Fungsi Bertanya
Dini Bz Setia : mati listrik
gmana si! Kata’y tarif listrik naik dr bln ini. Tp bgaimana pelayanan’y???
Dalam data 17
terlihat Dini Bz Setia sedang menanyakan tentang kenaikan biaya listri. Disini
status tersebut berfugngsi bertanya.
4.7.3 Fungsi Meminta Maaf
@yuninggra :
maaf maaf maaf maaf gua minta maaf sama lu iya gua yg slah tp gua janji ini yg
pertama dan terakhr gua ngomng kyk gto sama lu :'(
(data 18)
Dalam data 18 terlihat bahwa
@yuninggara sedang meminta maaf pada pacarnya. Hal ini dia ungkapkan dalam
status agar pacarnya mau memaafkan dia.
4.7.4 Fungsi Mengajak
Wiwid Sujarwanto : mnggo
sarapan (data
19)
Dari status yag
ditulis oleh Wiwid Sujarwanto yaitu mnggo sarapan,,, memiliki fungsi social yaitu mengajak. Dari data
19 terlihat bahwa wiwid
Sujarwanto mengajak para pengguna facebook untuk sarapan.
4.7.6 Fungsi
Terima Kasih
@yuninggra : ° • · ♡·♥ τнänk чöü ♥·♡ · • ° (data
20)
Dari data 20
berfungsi untuk mengucapkan terima kasih. Terlihat dalam status yang dibuat
oleh @yuninggara dia mengucapkan terima kasih dalam bahasa inggris.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari penelitian
tersebut wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan twitter
dapat berupa kata baik kata tunggal maupun kata kompleks, frasa, klausa,
kalimat, dan wacana. Selain itu, variasi bahasa yang digunakan dalam penulisan
status di facebook maupun twitter juga unik dan lucu, seperti kata kepo, ciyus,
dll. Selain kosakata-kosakata tersebut, penggunaan emotikon lucu juga sering
muncul dalam penggunaan variasi bahasa. Kosakata-kosakata tersebut sebenarnya
adalah variasi bahasa slang atau prokem yang muncul sejak zaman 1970’n yang
kemudian menjadi bahasa sehari-hari dan sering ditemukan dalam social media. Dalam
social media seperti facebook dan twitter juga memiliki fungsi social yaitu
fungsi untuk mengajak, mempromosikan, mengungkapkan permintaan maaf,
terimakasih, ataupun bertanya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2007. Lingusitik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 1995.
Sosiolinguistik Suatu Pengantar.
Jakarta : Rineka Cipta
Nababan. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia
Kurniati, Endang. 2008. Sintaksis Bahasa Jawa. Semarang : Griya
Jawi
Usmiyati.2003.Ragam Bahasa Slang dalam Remaja Pekalongan. Semarang : Fakultas
Bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang. (skripsi)
Lestari, Sri .2011.variasi bahasa dalam status beranda pada situs jejaring social facebook . Semarang : Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang. (skripsi)
Wicaksono, Agung. 2010. Tinjauan
Sosiolinguistik Bahasa Alay dalam Konstelasi Kebahasaan saat ini. (jurnal)
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar